Senin, 09 Desember 2013

[FM Story] Semen Padang 2013/2014

Oke, kali ini saya tidak membahas soal tulisan sepakbola membosankan saya. Kali ini saya hadir dengan bercerita tentang sebuah game yang membuat saya lupa makan, lupa nugas dan juga lupa kalau sedang jomblo. :|
Yups, Football Manager (FM), game yang sudah saya mainkan sejak game ini bernama FM 2008 dan berevolusi setiap tahunnya. Game yang sangat dicintai sekaligus dibenci, dicintai karena kita bisa liar berfantasi dan jadi makin tau seperti apa dunia permenejeran yang sesunggugnya. Dibenci ya karena kita bisa lupa segalanya, setiap waktu kita dedikasikan hanya untuk game ini.



Oke sekian dulu kata mukodimahnya, kali ini saya akan bercerita musim pertama saya, memakai tim kota kelahiran saya, Semen Padang. Alasannya karena udah ada ikatan cinta, juga biar terkesan real, karena beberapa musim terakhir Semen Padang selalu memakai pelatih putra daerah, mulai dari Nil Maizar, Suhatmam Imam hingga yang terbaru Jafri Sastra.


Tujuan saya:
  • Memberi minimal satu gelar pada tim yang saya tangani.
  • Menjuarai minimal satu turnamen kontinental.
  • Bisa menjadi manajer salah satu klub di liga to Eropa.
  • Menjadi manajer Manchester United kelak.
  • Memberi minimal satu juara World Cup.
  • Menjadi manaher terbaik di dunia.

Saya memulai liga dengan Automatic. Dan berikutlah ringkasan musim pertama saya di Semen Padang.

TACTIC
Saya menggunakan taktik 4-4-2 di Semen Padang dengan tujuan lebih menguasai lini tengah dan para sayap juga bisa membantu fullback karena jarak  yang tidak terlalu jauh di antara mereka.
Dua gelandang tengah diplot sebagai Advanced Playmaker dan Ball Winning Midfielder.
Dan duet striker depan Poacher dengan False 9. Poacher sebagai penyelasai utama dan False 9 turun ke dalam untuk menjemput bola yang dialirkan pada poacher.



SKUAD
Saya harus berpikir bagaimana skuad yang dalam yang mampu mengarungi kompetesi dengan suangaaat padeeeett.


TRANSFER
Berhubung ini liga Indonesia, maka mencari pemain bagus lewat free transfer adalah solusi terbaik, dana yang tak banyak diberikan sebagiannya saya alokasikan ke gaji agar dapat pemain berkualitas yang minta gaji tinggi.

Nama-nama selain Komang Mariawan, Rivki Mokodompit, Glen Poluakan dan Fachrudin Aryanto saya beli di transfer window pertama. Lalu pembelian Mokodompit, Glen dan Fachrudin terlebih untuk menambal posisi belakang dan kiper yang sangat buruk selama paruh pertama, terutama pos kiper yang begitu lemah.

MATCHES
Saya benar-benar kesusahan melihat jadwal yang ada. Bayangkan, ISL dimulai bulan November dan diakhiri di bulan Juni, dengan jumlah peserta 22 tim yang mana akan ada 44 pertandingan semusimnya, belum lagi Piala Indonesia dan AFC Cup. Jadi terkadang dalam seminggu saya bisa memainkan 4 pertandingan!


Banyak pertandingan berkesan oleh saya, salah satunya membantai Persipura 6-0 dan mengalahkan Sriwijaya 5-1 di kandang mereka.

STAGE
Di akhir musim akhirnya saya sukses menjuarai Liga Super, namun gagal di AFC Cup 2013 dan Piala Indonesia. Di AFC Cup dikalahkan Kuwait SC di Perempat Final, dan di Piala Indonesia dikalahkan Persupura --yang akhirnya jadi juara, di ronde ketiga.
Saya menjadi juara saat pertandingan ke-38 yang mana kala itu saya mengalahkan Pro Duta 6-2 di Baharoedin Siregar.


Di awal musim Semen Padang diprediksi akan berakhir di urutan ke-8, namun saya sukses mematahkan prediksi dengan nangkring sebagai juara dengan label sebagai tim paling produktif dan tim dengan pertahanan terbaik.
Sementara itu Mitra Kukar yang diprediksi akan finish di peringkat 3 malah degradasi.

BEST PLAYER
Ada empat pemain yang jadi kunci utama kesuksesan saya.

Edward Wilson Junior

Suporter Semen Padang pasti tau pemain ini, pemain asing Liberia yang mengabdi sudah lima tahun untuk Semen Padang itu sukses menjadi top skorer tim dan di liga menjadi runner up top scorer --dibawah Pacho Kegmogne.
Role nya sebagai poacher pun cukup baik dijalani, dan saat ini di AFC Cup 2014, Edu telah mengoleksi 6 gol dan menjadi salah satu top scorer.

Titus Bonai

Pemain yang di dunia nyata musim depan akan kembali ke Persipura ini, menjadi tandem terbaik Edu di lini depan, saya plot sebagai False 9, rekening assist dan gol mengalir lancar dan pemain Papua ini. Tak heran Tibo menjadi langganan Jacksen di Timnas.

Choi Han-Wook

Choi adalah pemain Korsel berusia 32 tahun, dan berposisi sebagai sayap kanan. Saya merekrutnya secara cuma-cuma karena Choi sedang tidak punya klub saat itu.
Terakhir saya lihat Choi bermain di Daegu tahun 2004, kini Choi kembali menemukan sentuhannya di Semen Padang, Choi sukses menciptakan belasan gol dan assist.

Armand Mahan

Bek kiri dan sayap kiri asal Pantai Gading ini juga pemain yang saya temukan secara gratisan.
Mahan memang memulai karir yang berat di Indonesia, terlepas tak bisa berbicara Bahasa, Mahan juga sempat homesick di awal-awal karirnya disini, saya pulangkan dia ke Pantai Gading untuk berlibur lalu selama liburan di cedera sekitar 2 bulan. Praktis saya memakai Mahan di tahun 2014 dan dia menunjukkan kontribusi yang besar lewat assistnya.

AWARDS
Beberapa penghargaan diterima pemain saya dan saya.

Team of The Season

Ada dua pemain saya yang tergabung di sana, Edward Wilson dan Choi Han-Wook.

Top Scorer

Edward Wilson sukses menjadi runner up Top Scorer dengan 30 gol dari 34 penampilannya. Top Scorer sendiri dipegang Pacho Kemogne dengan 33 gol.

Best Player

Saya tidak tahu karena alasan apa Edu hanya di posisi 3. Secara gol dan assist Edu unggul dari Sergio van Dijk dan Nzekou. Mungkin umur kali ya. :p

Manager of The Season

Dan inilah penghargaan yang saya peroleh.


Demikian dulu cerita saya, nanti saya akan hadir lagi dengan cerita berikutnya di musim yang baru, entah dengan tim yang baru atau masih Semen Padang. Ditunggu ya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar