Jika diingat lagi, saya sangat merindukan kompetisi Spanyol saat itu ketimbang sekarang. Beralasan sih, apalagi kalau bukan persaingan. Mungkin kata monopoli cukup tepat untuk menggambarkan bagaimana keadaan Liga Spanyol akhir-akhir ini. Jika baru mengenal sepakbola 3-4 tahun terakhir, mungkin dalam benak mereka terbesit bahwa hanya nama Barcelona dan Real Madrid lah tim besar dari Spanyol. Tapi bagi saya tim besar di Spanyol itu banyak. Selain dua tim yang sudah saya sebut tadi, ada Deportivo La Coruna, Valencia, Celta Vigo, Real Betis, Athletic Bilbao bahkan Real Sociedad saya kategorikan sejajar dengan tim di sana, karena prestasi fenomenal mereka musim 2002/2003.
Saya masih ingat musim itu, stadion Anoeta memang menjadi tempat yang saya benci saat itu, ya kenapa lagi kalau bukan aksi fenomenal Sociedad yang mampu menggesek kemapanan tim favorit saya saat itu Real Madrid. Nihat Kahveci dan Darko Kovacevic adalah duet yang saya benci saat itu, mereka begitu luar biasa musim itu. Mereka begitu subur. Namun, gelar juara saat itu sukses didapati Real, yang menikung Sociedad di pekan ke-37, saat Real memenangkan derby lewat masing-masing sepasang gol Ronaldo dan Raul dan Sociedad harus takluk 2-3 di Balaidos dari Celta Vigo. Ya, fenomena Sociedad saat itulah yang membuat Liga Spanyol musim itu begitu kompetitif.
Mungkin anda masih ingat pemain seperti, Santiago Canizares, Killy Gonzales, dan Aimar dari kubu Valencia. Duet Diego Tristan dan Roy Maakay dari Deportivo atau Mostovoi di Celta Vigo. Ya, saat itu Liga Spanyol mempunyai warnanya tersendiri. Mungkin bukan hanya saya yang merindukan masa Liga Spanyol yang seperti itu, tapi salah satu dari anda pasti juga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar